Kamis, 10 Desember 2009

Setia

“Ketika Kesetiaan Dipertanyakan”
September 22nd, 2007 by neiy-hj
Ketika sebuah kesetiaan dipertanyakan dalam sebuah hubungan percintaan, akan muncul banyak argumentasi yang mendukung dan juga menolak akan hal tersebut. Kesetiaan, fidelity, atau la fidélité yang masing-masing memiliki arti sendiri-sendiri namun hanya punya satu makna, adalah suatu hal yang menurutku ambigu untuk diungkapkan. Aku hanya dapat berpikir bahwa kesetiaan dapat didefinisikan sebagai suatu pengabdiaan penuh akan suatu hal. Kalau aku bisa hubungkan sebuah kesetiaan pada sebuah hubungan percintaan, kesetiaan dapat aku artikan mencintai sepenuh hati pasangan kita dengan memberikan yang terbaik yang kita miliki untuk pasangan kita tanpa mengharapkan sebuah pembalasan akan apa yang kita perbuat.
Mencintai dengan sepenuh hati….merupakan suatu hal yang sangat klise untuk diungkapkan. Tidak selingkuh, tidak bermain ‘api’ dengan orang lain, tidak bla bla bla bla and bla… yang whatever orang sering bilang tentang itu. Tapi ketika sebuah kesetiaan menjadi sebuah pertanyaan akankah kesetiaan berhenti sampai dengan definisi bahwa kita harus cinta penuh pada satu orang (dalam percintaan) tanpa harus membagi cinta kita pada orang lain selain dengan keluarga kita tentunya?
Hal itulah yang ingin aku pertanyakan. Akankah aku harus membelenggu diriku sendiri ketika aku merasakan bahwa rasa cintaku harus aku bagi dengan orang lain? Dosakah hal itu? bagi kamu yang idealis kamu pasti akan mengatakan bahwa hal itu memuakkan, tapi jika kamu mengalami hal itu, saat dimana kamu tidak dapat lagi terbelenggu oleh kesetiaan, kamu harus keluar dan memberikan hal itu pada yang kamu inginkan, apa yang akan kamu katakan pada idealis tentang sebuah kesetiaan?
Cinta, suatu hal yang absurd namun begitu dekat dengan kita, jika tidak ada cinta tidak mungkin lahir kata benci atau dendam. Dalam pembicaraan cinta, kita pasti akan membahas setia tapi jika setia itu hilang akankah cinta juga hilang? Jika kita memberikan cinta pada yang lain, akankah kita dikatakan tidak setia? pasti sebagian besar orang akan mengatakan bahwa kita tidak setia, pengkhianat, bla bla bla bla bla and bla….. jika kamu berpikir juga demikian, dapatkah aku mengatakan bahwa kamu itu picik? tidak…..tidak itu maksudku, maksudku mungkin memang wajar kalau kamu juga berpendapat demikian, tapi akankah sebegitu sempitnya hal tersebut?
Aku juga harus bingung jika aku ada di posisi tersebut, tapi aku juga tidak bisa mempersalahkan para “pembagi cinta” ( aku tidak mau mengatakan mereka pengkhianat cinta) jika ternyata mereka melakukan hal itu dan tidak mau dikatakan tidak setia. Aku juga sependapat dengan mereka karena belum tentu mereka lakukan itu salah, cinta memang harus dibagi, bagaimanapun perhitungan kadarnya dan kepada siapapun itu. Aku juga tidak bisa jika tidak membagi sayangku kepada orang yang aku ingin sayangi walaupun aku sudah punya kewajiban membelenggu rasa cintaku hanya pada orang tertentu saja.
Jangan pernah mempertanyakan kesetiaan jika kita memang masih berpikir sempit bahwa setia yakni membelenggu diri kita mengabdikan hati dan cinta kita hanya pada satu hal. biarkan cinta itu mengalir tanpa terbelenggu dan jangan pernah mencoba untuk membelenggu cinta karena cinta tidak pernah berarus dan berwujud hingga takkan pernah dapat kau belenggu.
Maafkan yang tidak dapat membelenggu cinta
hingga harus ‘tidak setia’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar